Tuesday 2 January 2018

Welcoming 2018


Setiap pergantian tahun, selalu terasa tahun sebelumnya itu cepat banget berjalan. I still remember clearly how we drove to Shelley area to watch some fireworks with Ghani (at 9pm of course, since this was a child-hour-friendly fireworks and light show) and went straight home after that. Segitu jelasnya di ingatan, sampai details seberapa jauhnya kita jalan dari mobil ke pinggir danau pun gw masih inget banget.

Tapi kegiatan in between tahun lalu dan sekarang, malah nggak terlalu keinget jelas. Rasanya saking cepatnya, kita belum sempat leha-leha sama sekali tahun ini. Selalu terburu-buru, selalu banyak yang menunggu untuk dikerjakan. Ada begitu banyak hal yang kita syukuri di tahun ini. Mulai dari orang tua dan keluarga  yang semuanya dalam keadaan sehat, sampai karier yang walaupun hampir stagnan namun selama setahun penuh kita sama-sama punya secure job.

Oh iya, sebenernya ada juga kesedihan mendalam yang terjadi di 2017. I found out I was pregnant, but then had a miscarriage at about 10-11 weeks. Masih trimester pertama, sayangnya janin nggak berkembang. Proses kuret berjalan lancar. We moved on, tapi tetep terselip rasa sedih setiap liat Ghani lagi main sendirian. Rasanya kok seperti gagal ngasih dia sibling. Apalagi bulan Oktober-November kemarin (due lahiran baby no.2), sempet hampir nangis sesenggukan di toilet kantor, tapi untungnya inget bahwa ini adalah jalan terbaik yang sudah Allah tentukan buat kita.

Highlight of the year nya, tentu aja berhasil punya rumah sendiri dan sampai sekarang pun masih nyicil mengngisi dan mendekor rumah ini. Tepat di tahun baru 2018, kita akhirnya bisa tidur di kamar utama (setelah 3 bulan pindah kesini dan masih belum selesai juga unpack barang-barang). Rasanya legaa banget, karena meskipun masih banyak yang harus dikerjakan, bisa tidur di kamar sendiri itu bikin ngerasa kalo kita udah betul-betul settle disitu. Sebelumnya waktu masih tidur di kamar tamu, belum terlalu kerasa sensasi 'pindah rumah' nya. Apalagi waktu itu master bedroom masih dijadiin gudang-slash-ruang nyetrika :D

Kalo mau dirangkum dalam satu paragraf, in 2017 itu isinya kita work work work, had a miscarriage, booked a holiday, officially became a home-owner, and cancelled the holiday. Yes, holiday yang kuimpikan selama ini itu terpaksa harus di cancel karena waktu keberangkatannya bertepatan dengan kita masuk ke rumah baru.


Tahun 2018 ini gw nggak minta macem-macem. Gw merasa Allah udah kasih kita more than we deserve, sampai akhirnya malu sendiri karena sadly I haven't devoted much of my time for the Creator. So, tahun ini gw berharap untuk bisa lebih banyak mendedikasikan waktu untuk beribadah, lebih banyak memberi, dan lebih banyak bersyukur. Oh iya, mau hidup lebih sehat juga sih. Impian untuk kurus sudah kubuang jauh-jauh karena gagal terus. Yang penting sekarang mau kurangi konsumsi gula, lemak berlebih dan garam. Read more books. Spend more time outdoor. Start gardening. Less time on gadgets. Jadi banyak deh maunya..

Awal tahun 2017 gw sempat mellow berbulan-bulan karena merasa butuh refreshing dan travelling. I wanted a holiday so bad that looking at other people's holiday photos made me anxious. Mungkin sebabnya karena saat itu gw lelah yah, bosan dengan kerjaan dan rutinitas sehari-hari, dan juga lelah nyari rumah tapi nggak dapet2 yang cocok. Setelah akhirnya ngerasain sibuk pindahan rumah, rasa-rasa pengen holiday itu pelan-pelan mereda (ciye reda). Still, tahun 2017 kita nggak keluar Western Australia sama sekali blaaasssss. Tapi kalo liat foto2 holiday para selebgram dan temen2, gw malah jadi ikut senang. Malah kadang gw juga ngerasain capeknya. Dibalik foto-foto bagus itu ada long flight yang hrs mereka tempuh, jetlag yang harus dilewatin, jalan kaki yang jauh dan juga persiapan itinerary berbulan-bulan sebelumnya. Budget yg dikeluarkan pun juga nggak sedikit. Eh kok ini kayak menghayati banget sis liat fotonya?

Mungkin juga karena udah 2 bulan ini ada Mama berkunjung, jadi ada hawa-hawa holiday juga. Kita jadi lebih sering jalan keluar, gw ambil cuti-cuti kecil, bahkan sempet kita nonton bioskop waktu Ghani di daycare, hehehehe. Akhir minggu ini juga kita mau sedikit roadtrip. Lumayan banget lah buat refreshing sebentar. For the rest of the year, kita belum ada plan apa-apa. Paling mau nyelesein ngisirumah aja sih. Kayaknya ini ongoing deh, nggak bakal ada selesainya.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, kali ini lagi-lagi gw berharap supaya tahun 2018 jauh lebih baik, lebih damai dan lebih membahagiakan buat semuanya :))

2 comments:

  1. Ditaaaaa... ngga pernah tau/ngeh soal yg paragraf ketiga. Jangan sedih dan mellow-mellow lagi yak. :) Semoga ikhlas dan menjadi proses pendewasaan yang baik. Insya Allah Ghani dikasih adik sama Tuhan di saat yang lebih baik lagi.

    Ngomong-ngomong soal travelling.. sebenernya gue yg jealous kalau lihat foto lo lagi jalan-jalan sih (mungkin lihat foto lo napas di Perth aja gue udah iri hahahah). WA is gede banget and beautiful as well kan, jadi lo bahkan bisa "terlihat" travelling tanpa effort travelling yang rempong kayak kita-kita ini. Gue mikir siapa sih yang ngga pengen kayak lo yang (kelihatannya) gampang banget buat gateway soalnya setiap sudut di WA rasanya destinasi buat refreshing (dan photogenic pula!) :D

    Semoga 2018 lebih menyenangkan dan kita diberikan kelancaran untuk mencapai rencana-rencana kita ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiinnn... semoga yah Maay 2018 lebih seru dari 2017, by the way kaget juga gw kita sekarang udh hampir menuju akhir February ajaaa (emoticon zoom in zoom out). Udh ikhlas kok May, heheheh.. mudah2an nanti dikasih adiknya Ghani pas kita bener2 udah siap, amiin. Soal travelling, iya juga disini banyak objek turis yg deket2 tanpa perlu naik pesawat/urus visa sih... tapi kok kenyataan nya gw keluar kota Perth juga belom tentu setaun sekali ya hahaha.. ayo main kesini lagi May, nanti kita ke regional area biar lebih adventurous yuukk

      Delete