Barusan ini gw kepikiran... Ketika gw asik-asik upload foto Ghani disana-sini, adakah orang lain yang merasa sedih? Gw nggak pernah kepikiran sebelumnya, tapi baru-baru ini aja gw mulai aware.
Jadi gini. Ada seorang teman facebook, sebut saja Kinari. Perkenalan dengan beliau sih singkat aja, mungkin cuma 2-3 kali, kemudian ngobrol-ngobrol terus temenan di facebook. Kemudian Kinari balik for good ke Indonesia, jadi kita nggak pernah ketemu lagi. Kita berdua pun sama-sama nggak aktif di fb, jadi makin nggak pernah lagi lah ngobrol di socmed.
Anyway, walaupun nggak aktif fb-an, Kinari ini beberapa kali gw lihat update status. Dari situ gw tahu waktu dia menikah, lalu beberapa tahun mendamba punya anak, sampai akhirnya hamil. Semua ikut senang dengan kehamilannya, ada puluhan bahkan ratusan yang nge like, banyak yang komen mendoakan supaya kehamilannya lancar dan bayinya terlahir dengan sehat dan selamat.
Tiba-tiba suatu hari, dari statusnya yang panjang, gw simpulkan bahwa bayi yang masih ada di dalam kandungannya meninggal dunia. Sediiih banget bacanya, apalagi membayangkan perasaan dia dan bagaimana dia harus coping menghadapi cobaan seberat itu. Bagi gw yang hanya kenal gitu-gitu aja bisa sampe tercekat mau nangis, apalagi bagi dia yang mengalaminya? Pasti berjuta-juta kali lebih sakit hatinya.
Gimana perasaan dia ya waktu buka-buka fb dan menemukan foto teman-temannya dengan anak2 bayi nya, foto2 balita yang lagi lucu-lucunya, atau foto keluarga lengkap dengan Bapak Ibu anak. Apakah dia merasa tambah hancur atau tambah kecewa, atau tambah sedih, gw nggak tau. Yang jelas menurut gw kalo sampe dia merasa sedih, kecewa atau bahkan marah, itu sama sekali nggak salah. Itu manusiawi banget kok.
Dari situ gw juga baru 'ngeh', ada temen fb gw yang juga guru jaman gw sekolah dulu, udah menikah bertahun-tahun tapi sampai sekarang belum dikasih rejeki punya anak. Dari status yang gw baca juga, keliatannya bu guru sedih, tapi berusaha untuk tetap positif dan nggak mau give up.
Contoh 2 orang ini lah yang bikin gw mikir, di balik kesenangan simple gw yang upload2 foto kebahagiaan keluarga kecil ini, apakah nggak sengaja ada yang tersakiti? Tapi solusinya gimana? Apa mau berhenti upload2 untuk menjaga perasaan orang lain? Atau upload tapi di set private supaye bisa dipilih orang2 yang nggak bisa view foto2 kita? Bisa nggak sih di setting begini? Tapi kan ini juga cuma kira-kira aja, belum tentu mereka nya sendiri ngerasa terganggu dengan foto-foto itu kan ya... Hmmmm...
Kasus kedua, ketika seorang ibu hamil ditanya orang "pengen punya anak perempuan atau laki-laki?" kemudian si ibu menjawab "ah apa ajaa, buat saya yang penting sehaat..". Ya iya lah semua orang juga pasti harapan utamanya punya anak sehat, regardless jenis kelaminnya apa. Menurut gw sih itu nggak perlu diucapkan ya (cukup dipanjatkan dalam doa aja), karena memang nggak ada calon orang tua yang nggak kepengen anaknya terlahir sehat.
Terus ketika jawaban itu didenger sama orang tua yang punya anak with disability atau penyakit bawaan dari lahir gimana? How does it make them feel? Would they feel even more miserable than they already are? Menyalahkan diri sendiri kah karena mungkin merasa ketika hamil dulu kurang berharap punya anak yang terlahir sehat?
These are just my thoughts, gw sendiri nggak tau mesti gimana, tapi kayaknya di tengah-tengah kehebohan socmed (yang notabene emang diciptakan buat pamer sih....) sekarang ini hal-hal seperti ini sering terjadi deh. Walaupun kita bukan termasuk kategori orang-orang yang suka overshare, pernah kah kita bikin teman socmed kita sakit hati karena postingan iseng kita?
These are just my thoughts, gw sendiri nggak tau mesti gimana, tapi kayaknya di tengah-tengah kehebohan socmed (yang notabene emang diciptakan buat pamer sih....) sekarang ini hal-hal seperti ini sering terjadi deh. Walaupun kita bukan termasuk kategori orang-orang yang suka overshare, pernah kah kita bikin teman socmed kita sakit hati karena postingan iseng kita?
No comments:
Post a Comment